Liputan6.com, Jakarta : PT PLN (Persero) membeli
listrik sebesar 50 megawatt (MW) yang dihasilkan pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU) yang bakal dibangun PT Lombok Energy Dynamics di
Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Hal ini ditandai dengan penandatanganan kontrak jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) antara Direktur Utama PLN Nur Pamudji dan Direktur Utama PT Lombok Energy Dynamics Banu Pradipto.
Menurut
rencana PLN bakal listrik dari PLTU Lombok Timur dengan harga US$
9,1792 sen per kilowatthour (kWh). Harga tersebut berlaku pada saat
pembangkit telah beroperasi komersial yang dijadwalkan dalam waktu 31
bulan sejak penandatanganan PPA atau Februari 2016.
Nur Pamudji menjelaskan, pembangkit ini akan memasok energi listrik ke sistem Lombok sebesar 350 gigawatthour (GWh) per tahun. Pengoperasian pembangkit listrik berbahan bakar batu bara tersebut nantinya bisa membantu perseroan menekan biaya produksi listrik.
Pasalnya,
selama ini listrik di Lombok masih dipasok pembangkit berbahan bakar
diesel, yang harganya lebih mahal dari batu bara. Saat ini biaya pokok
produksi listrik PLN di Lombok mencapai Rp 3.435 per kWh.
"Karena
Lombok itu sampai sekarang ini masih pakai diesel. Jadi kalau itu PLTU
batu bara beroperasi tentu bisa menghilangkan diesel. Hematnya sekitar
Rp 890 miliar per tahun," papar dia di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Jumat
(19/7/2013).
Dia menyebutkan, PT Lombok Energy Dynamics juga telah
memecahkan rekor tercepat dalam persiapan pembangunan PLTU Lombok
Timur. Karena menurut Permen ESDM 01/2006 dan 04/2007, proses persiapan
pembangunan mulai dari prakualifikasi hingga penandatangan PPA,
membutuhkan waktu 321 hari. Sementara PT Lombok Energy Dynamics mampu
menyelesaikan dalam 263 hari.
"Ini memecahkan rekor dan
membanggakan. Ketika IPP yang lain butuh waktu lebih dari setahun bahkan
ada yang 500 hari, PT Lombok Energy Dynamics hanya 263 hari. Namun,
rekor ini perlu dipecahkan lagi, agar pembangunan PLTU bisa semakin
cepat," kata Nur Pamudji.
Direktur Utama PT Lombok Energy Dynamics Banu Pradipto menuturkan, perseroan mengalokasikan dana Rp 800 miliar untuk membangun pembangkit tersebut. Adapun sumber pendanaan proyek sekitar 70% berasal dari pinjaman perbankan nasional.
Direktur Utama PT Lombok Energy Dynamics Banu Pradipto menuturkan, perseroan mengalokasikan dana Rp 800 miliar untuk membangun pembangkit tersebut. Adapun sumber pendanaan proyek sekitar 70% berasal dari pinjaman perbankan nasional.
"Sisanya 30% dari kas internal perseroan," tutur Banu.
Adapun
kebutuhan batu bara untuk mengoperasikan pembangkit tersebut sekitar
900 ton per hari. Rencananya pasokan batu bara berasal dari Kalimantan.
"Dipasok dari Kalimantan tentunya, tapi sampai saat ini masih belum kita tentukan," jelasnya.
Sekadar
informasi, listrik dari PLTU Lombok Timur yang akan dibangun di Desa
Padak Guar, Kelurahan Labuan Pandan, Kecamatan Sambelia, Kabupaten
Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat ini, akan disalurkan ke
Sistem Lombok melalui jaringan transmisi 150 kV ke Gardu Induk PLTU
Lombok.
Saat ini beban puncak listrik di Lombok tercatat sekitar 160 MW dan daya mampu pembangkit sebesar 178 MW. (Sis/Ndw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar